Kemarin, tepat tanggal 9 Juli 2014, negara kita baru saja mengadakan Pilpres. Tidak seperti Pilpres sebelumnya, pasangan Capres-Cawapres tahun ini cuman ada 2, pasti sudah kebayangkan gimana ketatnya persaingan. Ya seperti lu ketahui sendiri, masyarakat Indonesia terlalu fanatik/berlebihan dalam mendukung capres dan cawapres, caci maki di twitter, path, bbm, facebook, ask.fm(socmed tanya-jawab aja bisa saling caci maki, Indonesia bro!), dan socmed lainnnya. Wajar aja sih, kalo masyarakat Indonesia enggak maju-maju, hehe, tapi sudahlah.Gue akan mengibaratkan dua pasangan capres-cawapres ini sebagai masa lalu dan masa depan.
Ok, kenapa gue bilang masa lalu? Seperti yang lu ketahui sendiri, pasangan nomor 1 diisukan pernah terlibat dalam kerusuhan 1998, dan ketika dia mulai naik lagi, mencalonkan diri doi menjadi presiden, isu tersebut dinaikin lagi dan lucunya Amerika sampai nuntut untuk melanjutkan kasus tersebut (Antara ada potensi pada prabowo, atau konspirasi?). Pasangannya, anaknya dibebasin dari hukuman sesudah.., ah sudahlah (No Offense untuk pendukung nomor 1). Mengingat masa lalu, pasangan nomor 1 bisa diibaratkan sebagai mantan, mungkin dulu mantan pernah melakukan kesalahan sama lu di masa lalu, sekarang pilihan berada di tanganmu, mau dimaafin atau dikacangin aja? Nah, kayak gitu Pasangan nomor 1. Udah dimaafin aja, Tuhan enggak suka sama orang pendendam *ngatjir sebelum dikira pendukung nomor 1*
Masa depan! Kenapa gue bilang masa depan? Karena gue rasa pasangan nomor 2 punya project yang cukup bagus untuk ke depannya, walaupun gue "masih" ragu dengan project mereka, tapi apa salahnya kasih kepercayaan sama nomor 2?. Tapi pasangan nomor 2, terkenal dengan "blusukan"-nya, sehingga dengan bebas pasangan nomor 2 tebar janji sana-sini sampai di ujung nusantara. Masa depan itu kayak gebetan, idaman tapi bisa aja cuman PHP, mungkin pasangan nomor 2 adalah yang "Ratu Adil" sudah ditunggu-tunggu masyrakat Indonesia, tapi apa bener, mereka berdua akan memajukan Indonesia? Belum tentu. *nyanyi salam dua jari*
Gue disini tidak berpihak sama kedua pasangan tersebut, buktinya gue golput waktu Pilpres (Ya iyalah bego, gue belum 17 tahun...). Tapi kalo memang boleh memilih, gue tidak akan milih alias golput, karena gue punya pandangan tersendiri sama dua pasangan ini, apalagi sama pendukungnya, risih banget dah. Untuk saat ini, gue enggak bisa percaya sama pemerintah, karena enggak ada yang namanya suatu pemerintahan 100 % bersih, pasti ada yang kotor. (Gak percaya? Tanya sama warga negara lain).
Dan satu hal lagi, quick count, ini menarik banget untuk dibahas :)). Gue sebenernya agak bingung, ada lembaga survey yang menyatakan nomor 1 menang pada beberapa stasiun tv (kalo enggak salah ada 4) dan lembaga survey lainnya menyatakan nomor 2 menang (8 lembaga survey kalo enggak salah). Belum memerintah aja, udah sukses membuat masyarakat indonesia pada pecah belah gitu, baru juga quick count, "lu pade kok ribut mulu sih?" hahaha. Yang gue khawatirkan, sesudah hasil diumumkan, kerusuhan kayak 1998 gitu terulang lagi, jangan sampe lah. Selain itu, beberapa stasiun tv memenangkan nomor 1 dan beberapa stasiun tv memenangkan nomor 2, Jelas dong, berarti dua pasangan ini berusaha menguasai media. FYI, media-media diseluruh dunia ini, rata-rata DIPEGANG sama pemerintah, enggak percaya? tuh googling sana. Enggak bisa dipungkiri, media adalah satu-satunya tempat untuk "mencuci otak", wajar sih, jarang denger Dahlan Iskan korup, dll. Lah kok jadi melenceng jauh? haha, yang pasti, kekuatan media sudah sangat susah untuk dilawan, wajar kedua pasangan mencoba deketin media, kita cuman bisa pasrah dicuci otaknya tiap hari. Jadi udah paham, kenapa gue enggak percaya sama pemerintah, tuh udah dijelasin, Sekian dulu deh.. *ngatjir*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar